Manajemen Amplop

Kontrakan sebelah rumah saya saat ini sedang kosong. Penyewa sebelumnya menurut cerita istri saya pindah tiba-tiba. Beberapa kali datang beberapa orang mencari yang bersangkutan untuk menagih hutang. Wew.. Cukup mengejutkan bagi saya, karena penyewa sebelumnya itu punya mobil, motor, masang AC dan bahkan langganan siaran TV berbayar. Tagihannya pun tidak banyak (menurut saya), orang-orang tersebut mengaku memiliki hutang antara 2-3 juta rupiah saja.

HEDONIC-TREADMILLBagi beberapa orang, manajemen keuangan seakan menjadi momok menakutkan. Gaji sebulan terasa kurang. Lalu menyalahkan perusahaan tempatnya bekerja. Padahal belum tentu memang gajinya yang kurang. Bisa jadi cara pengaturan keuangannya yang kurang benar. Kebanyakan kita terkena syndrom hedonic treadmill. Opo iku mbah? Sebangsa umbi-umbian tah? Menurut mbah wiki “The hedonic treadmill, also known as hedonic adaptation, is the observed tendency of humans to quickly return to a relatively stable level of happiness despite major positive or negative events or life changes.[1] According to this theory, as a person makes more money, expectations and desires rise in tandem, which results in no permanent gain in happiness.” 

Yang artinya kurang lebih begini, tingkat kepuasan manusia berbanding lurus dengan penghasilannya. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi pula standar kepuasannya. Contohnya : Waktu masih kuliah, yang namanya makan padang adalah suatu kemewahan, tidak melihat nama warungnya. pokoknya asal judulnya Masakan Padang ya berarti makan padang. Seiring tingkat penghasilan yang meningkat, makan padang sekarang pilih-pilih. Kalau belinya nggak  di S*derhana, S*ang Malam, N*trabu, P*dang Jaya atau S*mpang Raya, ya namanya belum makan padang. :mrgreen:

IMG_20151028_204927Kembali ke tanktop. Ada cara mudah mengatur keuangan. Ibu-ibu jadul biasa pake metode amplop. Senior advisor perusahaan saya dulu, orang jepang, pernah juga cerita bahwa di rumah dia pake metode ini juga. (padahal gajinya kalo dirupiahkan semilyar lebih per tahun lho).

Pertama, identifikasi secara jujur biaya-biaya pokok rutin anda setiap bulan habis berapa. Ini adalah biaya yang harus anda keluarkan setiap bulannya especially hutang (jika ada). Misalkan belanja makan, sabun dan perlengkapannya, transport, susu, sekolah anak.

Kedua, tabungan. Ya tabungan. Banyak orang mengeluh saat gajinya masih dua juta dia tidak bisa menabung. Begitu gajinya naik jadi lima juta, kok ternyata katanya tidak bisa menabung juga. Apa yang salah? kembali ke hedonic treadmill tadi. So menabung bagi anda adalah WAJIB hukumnya. Mau seratus ribu atau dua ratus ribu terserah.

Ketiga, kebutuhan sekunder macam rekreasi, hiburan dll.

ContoKeempat, kebutuhan tersier seperti HP, Tablet, mobil, laptop, tv berbayar dll.

Kelima, mulai pasang angkanya. Buatlah tabel pemasukan dan pengeluaran. Nah.. tau kan kenapa gaji tiap bulan gak pernah cukup? Pasti karena ada pengeluaran-pengeluaran yang tidak ada di list :P.  Coretin deh tuh sampai angka pemasukan sama pengeluaran seimbang.

Keenam, masukkan gaji tiap bulan ke amplop-amplop yang sudah ditulisi nama-nama biaya bulanan.

Selesai. Mudah kan? Tinggal sesuaikan pengeluaran anda dengan amplop yang ada. Sukur kalo ada sisa, tandanya anda sudah berhasil berhemat. Kalo ternyata anda tidak bisa menjalankan sistem amplop ini bisa jadi tandanya anda tidak jujur atau anda orang yang boros dan tidak bisa berdisiplin.

Sumber :

cdn.positivepsychologyprogram.com/wp-content/uploads/2014/11/HEDONIC-TREADMILL.jpg

Siapa bilang jadi karyawan tidak bisa kaya – Safir Senduk

 

 

  1. perlu saya tiru nih, suwun tips amplopnya om

    • Lekdjie
    • November 18th, 2015

    Tumben waras..

    :mrgreen:

  2. reblog ah….

  3. keren

  4. apik.. walau menerapkan susah.. dari dulu selalu pengen punya catatan uang keluar masuk.. sampe sekarang masih wacana.. :mrgreen:

      • Bjl
      • November 26th, 2015

      mudah saja.
      1. cara teman saya. dia menyimpan kertas kecil di dompetnya. biasanya tiap hari dia tulis tadi habis bayar apa saja.
      2. taruh kertas di amplop duit tadi. misalkan ambil duit 100 ribu buat taruh di dompet, nanti pas di dompet habis tulis dulu uang keluar di kertas tadi buat beli apa saja, baru ambil duitnya. ini kalo di accounting namanya sistem petty cash reimbursement.
      semoga berhasil 😛

  5. jebul sak trah 😆

  6. cakep nih tips nya

    • indut
    • Mei 30th, 2016

    saya sudah menerapkan nya dari awal merantau dan hidup susah di perantauan , jd lebih berhati” dalam pengeluaran uang.
    setelah menikah, buat 31 amplop dan di isi sesuai perkiraan kebutuhan harian. repotnya menukar uang receh setiap dapat gaji.
    Mulai meningkat pendapatan , amplop diisi 100rb an , dan sisa pemakaian setiap harinya di masukan kotak tabungan, dan cukup terkejut oas dibuka menjelang lebaran , ternyata jumlahnya banyak.
    dan ketagihan dengan cara seperti itu.

    • 31 amplop??? 😯

      wkwkwk… tidak banyak yang sukses memakai cara jadul seperti ini. karena monoton dan butuh kemauan keras.. selamat buat anda bung..!!

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar